Translate

Rabu, 01 Oktober 2014

JENIS MANUSIA PURBA DI INDONESIA


Manusia purba adalah manusia yang hidup di zaman prasejarah yaitu zaman di mana pada saat itu manusia belum mengenal tulisan. Fosil manusia purba di temukan di berbagai tempat di belahan dunia. Baik di Asia, Afrika, maupun Eropa. Berikut ini adalah jenis-jenis fosil manusia purba yang di temukan di seluruh dunia dan tempat penyebarannya.
Macam-Macam Fosil Manusia Purba Di Dunia
Jenis-jenis fosil manusia purba yang ada di dunia di kelompokan menjadi:

Jenis Fosil Manusia Purba di Indonesia


  • Pithecanthropus Mojokertensis

Pada tahun 1936, Tjokrohandoyo yang bekerja di bawah pimpinan ahli purbakala Duyfjes menemukan fosil tengkorak anak-anak di Kepuh Klagen sebelah utara Perning (Mojokerto). Fosil tersebut ditemukan pada lapisan Pucangan (Pleistosen bawah) dan dinamakan Pithecanthropus Mojokertensis. Manusia purba ini tergolong jenis Pithecanthropus yang paling tua. Jenis Pithecanthropus mempunyai ciri-ciri antara lain sebagai berikut.
  1. Badan tegap, tetapi tidak seperti Meghanthropus. 
  2. Tinggi badannya 165-180 cm.
  3. Tulang rahang dan geraham kuat serta bagian kening menonjol.
  4. Tidak mempunyai dagu.
  5. Volume otak belum sempurna seperti jenis homo, yaitu 750 -1.300 cc.
  6. Tulang atap tengkorak tebal dan berbentuk lonjong.
  7. Alat pengunyah dan otot tengkuk sudah mengecil. 


  • Meganthropus Paleojavanicus

Meganthropus Paleojavanicus adalah manusia purba yang tertua di Indonesia. Meganthropus Paleojavanicus berasal dari kata-kata berikut ini:

1. Mega yang artinya adalah "besar".
2. Anthropus yang artinya adalah "manusia".
3. Paleo yang artinya adalah "paling tua/tertua".
4. Javanicus yang artinya adalah "Jawa".

Jadi Meganthropus Paleojavanicus artinya adalah "manusia bertubuh besar yang paling tua dari Pulau Jawa". Meganthropus Paleojavanicus diperkirakan hidup pada dua juta tahun yang lalu. Ciri-ciri Meganthropus Paleojavanicus adalah sebagai berikut:

1. Memiliki tulang rahang yang kuat
2. Tidak memiliki dagu
3. Menunjukkan ciri-ciri manusia tetapi lebih mendekati kera.
4. Berbadan besar dan tegap

Fosil Meganthropus Paleojavanicus ditemukan oleh Von Koenigswald pada tahun 1936 di daerah Sangiran, Sragen, Jawa Tengah. Oleh karena temuan-temuan dari fosil Meganthropus ini masih sangat sedikit, maka sukar menempatkan dengan pasti kedudukannya dalam evolusi manusia dan hubungannya dengan Pithecanthropus.


  • Homo Soloensis

Pada tahun 1931-1934, ahli purbakala yang bernama Ter Haardan Ir. Oppenorth menemukan fosil-fosil manusia purba di lembah Sungai Bengawan Solo di dekat Sungai Ngandong. Fosil-fosil tersebut selanjutnya diselidiki oleh seorang ahli paleontologi GH.R Von Koenigswald. Dari hasil penelitian tersebut, diketahui bahwa ternyata manusia purba jenis Homo Soloensis lebih tinggi tingkatannya daripada Pithecanthropus Erectus. Jenis manusia purba dari Lembah Bengawan Solo tersebut dinamakan Homo Soloensis atau manusia purba dari Solo. Berdasarkan penelitian fosil-fosil yang ditemukan, Homo Soloensis mempunyai ciri-ciri, antara lain sebagai berikut.
  1. Otak kecilnya lebih besar daripada otak kecil Pithecanthropus Erectus.
  2. Tengkoraknya lebih besar daripada Pithecanthropus Erecthus dengan volumenya berkisar 1 000-1 300 cc.
  3. Tonjolan kening agak terputus di tengah (di atas hidung).
  4. Berbadan tegap dan tinggi kurang lebih 180 cm.

  • Homo Sapiens

Homo Sapiens berarti manusia cerdik. Fosil Homo Sapiens berasal dari zaman Holosen (kurang lebih 40000 tahun yang lalu). Manusia ini sudah melalui  proses pengecilan pada bagian kepala dan tubuh yang lain sehingga fisiknya sudah hampir sama dengan manusia zaman sekarartg. Homo Sapiens terdiri atas beberapa subspesies atau ras. Jenis Homo Sapiens yang sampai sekarang masih hidup dikenal ada tiga ras pokok, yaitu sebagai berikut.
  1. Ras Monggoloid Ras Monggoloid mempunyai ciri-ciri, antara lain berkulit kuning, menyebar di Asia Tengah, Asia Timur, dan sebagian di Asia Selatan dan Asia Tenggara.
  2. Ras Kaukasoid Ras Kaukasoid mempunyai ciri-ciri, antara lain berkulit putih, hidung mancung, dan jangkung. Hidup menyebar di Eropa dan Asia Kecil (Timur Tengah).
  3. Ras Neg roid Ras Negroid mempunyai ciri-ciri, antara lain berkulit hitam, berbibir tebal, dan berambut keriting. Hidup menyebar di Afrika, Australia, dan Irian (penduduk asli). 
Selain ketiga ras pokok tersebut, masih ada dua ras lagi yang penyebarannya terbatas yaitu sebagai berikut. Ras Austromelanesoid Ras Austromelanesoid ini menyebar di Kepulauan Pasifik dan pulau-pulau di antara Asia dan Australia. Ras Khausanoid Ras Khausanoid atau mungkin yang dimaksud adalah ras Indian (berkulit merah) yang dahulu mendiami Benua Amerika dan sekarang telah terdesak oleh orang kulit putih. Konsep lima ras di atas adalah pembagian yang abstrak karena ras-ras yang murni sudah sulit sekali ditemukan-dan batas ras itu sudah kabur karena terjadinya perkawinan silang antar keturunanya yang sudah berlangsung ribuan tahun. Homo Sapiens yang berkembang di Indonesia merupakan kelanjutan dari Homo Wajakensis mengingat makhluk tersebut lebih menunjukkan ciri-ciri Homo Sapiens daripada Pithecanthropus, cara termudah untuk menguraikan perbedaan fosil manusia purba dengan fosil Homo sapiens adalah dengan membandingkan bentuk tengkoraknya. Homo Sapiens di Indonesia telah mempunyai kebudayaan yang lebih tinggi dari pada manusia purba. Kebudayaan mereka disebut kebudayaan Mesolithikum ini sebagai pengaruh dari kebudayaan Bacson-Hoabinh di Vietnam melalui Thailand dan Malaysia. Pada zaman Mesolithikum, Homo sapiens di I ndonesia sudah mengenal tempat tinggal yang tetap dan bercocok tanam secara sederhana. Mereka yang tinggal di tepi pantai membangun rumah-rumah panggung, semeritara di pedalaman tinggal di gua-gua. 

0 komentar:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites